Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma (cedera) kepala. Mulai dari bayi, hingga lansia dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Jenis Cedera Kepala
Cedera otak dapat bersifat ringan hingga akut, dan kerusakan pada otak dapat terjadi seketika pada saat cedera, atau berkembang setelah cedera dikarenakan oleh bengkak atau perdarahan lebih lanjut. Jenis cedera kepala umum termasuk:
- Cedera Kulit Kepala – merujuk pada benjolan, sayatan dan cabikan kulit kepala. Pengobatan termasuk pengombpresan dingin dan jahitan.
- Tengkorak Retak – merujuk pada pecah atau retak tulang tengkorak.
- Tengkorak Retak Linier – Pengobatan biasanya konservatif karena itu tidak menyebabkan banyak masalah.
- Tengkorak Retak Tertekan disebabkan oleh benturan langsung pada tengkorak, yang disebabkan remukan tulang terdorong ke dalam otak. Antibiotik dan operasi untuk mencegah cedera otak, perdarahan dan infeksi berkelanjutan mungkin diperlukan.
- Gegar Otak – adalah "guncangan" kepala. Sebagian besar orang pulih tanpa kerusakan permanen. Gejala seperti sakit kepala, pusing, mual, muntah, dll mungkin hadir, tetapi akan membaik sepenuhnya seiring waktu. Pengobatan termasuk obat-obatan untuk meringankan gejala dan istirahat cukup.
- Kontusi – adalah “memar" yang menyebabkan kerusakan jaringan dan perdarahan.
- Hematoma (Gumpalan Darah) – merujuk pada kumpulan darah pada satu atau beberapa lokasi otak. Pengobatan untuk kontusi dan hematoma termasuk observasi untuk gejala memburuk untuk pengangkatan gumpalan darah. Prognosis tergantung pada jenis, ukuran dan dampak luka pada otak.
Penyabab umum terjadinya cedera kepala antara lain karena kecelakaan sepeda motor, jatuh di rumah atau kerja, tindak kekerasan, olah raga dan cedera rekreasi.
Berbagai derajat gejala termasuk kehilangan kesadaran sementara atau permanen, mual, muntah, sakit kepala, pusing, dan hilang ingatan mungkin tampak terkait dengan keparahan cedera kepala. Tanda dan gejala cedera kepala mungki terjadi langsung atau berkembang perlahan setelah beberapa jam hingga hari.
Bahkan jika cedera tidak serius ditemukan, pengamatan hati-hati oleh seorang dewasa yang bertanggung jawab, baik di rumah atau rumah sakit harus dilakukan dalam 24-48jam pertama setelah cedera.
Jika 24 jam pertama setelah cedera kepala, seseorang TIDAK BOLEH:
Bahkan jika cedera tidak serius ditemukan, pengamatan hati-hati oleh seorang dewasa yang bertanggung jawab, baik di rumah atau rumah sakit harus dilakukan dalam 24-48jam pertama setelah cedera.
Jika 24 jam pertama setelah cedera kepala, seseorang TIDAK BOLEH:
- Ditinggal sendirian
- Mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin
- Meminum alcohol atau obat-obatan lainnya yang dapat menyebabkan rasa kantuk
- Gejala apapun memburuk contohnya rasa kantuk, sakit kepala, muntah, pusing
- Perubahan tingkah laku contohnya lekas marah, bingung
- Kelemahan atau mati rasa pada tangan atau kaki
- Kesulitan berjalan atau berbicara
- Kejang
Sinar – X dilakukan untuk deteksi keretakan. Scan CT otak dipesan jika dokter berpikir bahwa terdapat resiko perdarahan akut yang dapat mengakibatkan masalah membahayakan jiwa.
Skala Koma Glasgow (GCS) berdasarkan jumlah nilai 3 daerah pemeriksaan: pembukaan mata, reaksi verbal dan motor, adalah alat yang seringkali digunakan di rumah sakit untuk menilai tingkat keparahan cedera otak yang mempengaruhi keputusan pengobatan dan hasil.
Keparahan cedera kepala dapat dikelompokan sebagai:
Skala Koma Glasgow (GCS) berdasarkan jumlah nilai 3 daerah pemeriksaan: pembukaan mata, reaksi verbal dan motor, adalah alat yang seringkali digunakan di rumah sakit untuk menilai tingkat keparahan cedera otak yang mempengaruhi keputusan pengobatan dan hasil.
Keparahan cedera kepala dapat dikelompokan sebagai:
Parah | : | GCS 3 - 8 |
Sedang | : | GCS 9 - 12 |
Ringan | : | GCS 13 - 15 |
Pengobatan disesuaikan, tergantung keparahan dan jangkauan cedera. Pengobatan berkisar mulai observasi tanda memburuk seperti rasa kantuk, meningkatnya sakit kepala atau pusing (cedera kepala minor) untuk mengambil gumpalan darah pada otak untuk meringankan tekanan pada otak (disebabkan oleh gumpalan darah) atau pemasukan monitor tekanan otak (cedera kepala akut).
Pengobatan untuk cedera kepala minor termasuk peringanan gejala dan istirahat cukup.
Hasil dan Komplikasi
Ini tergantung pada jenis, lokasi dan derajat cedera. Orang dengan cedera kepala minor mungkin mengalami sindrom gegar otak seperti sedikit sakit kepala, pusing, mudah lelah, menurunnya konsentrasi dll yang mungkin berlangsung sebentar, tetapi sebagian besar pulih dengan masalah tidak permanen. Setelah cedera kepala parah, sepertiga pulih dengan baik, sepertiga tinggal dengan berbagai derajat kecacatan, dan sisanya tidak dapat bertahan.
Naahh.. bagaimana brainee? :).. mulai sekarang kita harus lebih hati - hati dan peka terhadap cedera di kepala. jangan anggap remeh cedera kepala karena dapat berakibat fatal.. Love your brain, Brainee.. ;)
http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/Conditions/Pages/Head-Injury.aspx
Pengobatan untuk cedera kepala minor termasuk peringanan gejala dan istirahat cukup.
Hasil dan Komplikasi
Ini tergantung pada jenis, lokasi dan derajat cedera. Orang dengan cedera kepala minor mungkin mengalami sindrom gegar otak seperti sedikit sakit kepala, pusing, mudah lelah, menurunnya konsentrasi dll yang mungkin berlangsung sebentar, tetapi sebagian besar pulih dengan masalah tidak permanen. Setelah cedera kepala parah, sepertiga pulih dengan baik, sepertiga tinggal dengan berbagai derajat kecacatan, dan sisanya tidak dapat bertahan.
Naahh.. bagaimana brainee? :).. mulai sekarang kita harus lebih hati - hati dan peka terhadap cedera di kepala. jangan anggap remeh cedera kepala karena dapat berakibat fatal.. Love your brain, Brainee.. ;)
http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/Conditions/Pages/Head-Injury.aspx